Kamis, 01 Desember 2011

Urgensi Tahun Baru Hijriyah bagi Pemuda

Mimbar Islam - Hari ini Pkl. 07:49 WIB
Urgensi Tahun Baru 1433 Hijriyah bagi Pemuda
Oleh : M. Syukri Albani Nst, SH.I, MA.

Kita telah memasuki Tahun baru Hijriyah 1433, dan pergantian tahun yang menandakan berjalannya waktu ini harus menjadi momen untuk memacu diri menjadi lebih baik dengan motivasi baru yang terlahir dalam kehidupan. Tidak banyak orang yang menjadikan momen penting seperti ini sebagai bahan evaluasi dan iktibar bagi kehidupannya. Acara seremoni tanpa makna kerap dilakukan. Setelah itu, kehidupannya pun kembali seperti dahulu, tetap dalam kesalahan, mempertahankan kekurangan, dan berpasrah ria dalam kelemahan. Padahal, waktu dan kesempatan selalu terbuka untuk melakukan hal baru yang lebih baik.
"Hayaatul Adyan fi Yadi Shobban" Hidupnya Negara di Tangan Pemuda. Waktu akan tetap bergerak, sementara yang terlewat tidak akan pernah kembali. Itulah kalimat sederhana yang bisa menjadi awal refleksi diri melihat kehidupan setahun kemarin, demi menuju setahun yang akan datang. Tentunya akan banyak nilai positif yang sudah dilakukan, meski tidak terlepas begitu banyak juga nilai negatif yang masih diperbuat. Namun, nilai bijak seorang manusia, akan terletak pada seberapa besar keinginan dan kesungguhannya merubah perbuatan buruk menjadi perbuatan yang baik. Perbuatan yang belum sempurna, dengan menyempurnakannya.

Ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam setiap kehidupan manusia, diantaranya motivasi beribadah dan baik di mata Allah. Motivasi berjuang dan berkreasi dalam kehidupan dunia ini, nilainya adalah prestasi, karir dan kebahagiaan. Serta motivasi untuk menjadi manusia yang lebih matang dalam menyikapi hidup. Suka duka akan silih berganti datang dalam kehidupan ini. Memaknai semuanya hanya dengan kedewasaan bersikap dan kematangan berfikir. Tidak marah ketika berduka, dan tidak bergembira dan lupa karena suka dan senang. Semuanya tetap terbungkus dalam kematangan menyikapi hidup ini.
Allah dalam Surat Al Ashr. Menegaskan "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu selalu dalam kerugian. Kecuali bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. Dan saling menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran". Motivasi waktu seharusnya menjadi cambuk tajam bagi manusia untuk terus berpacu dalam kompetisi hidup ini. Dalam beribadah juga berkompetisi. Dalam berkarya di dunia ini juga harus berkompetisi. Kita sedang berkompetisi dengan kemalasan diri, dengan keegoan diri. Dan dengan ketidak yakinan akan sesuatu yang ingin kita capai. Semuanya tergantung dari cara kita menyikapi hidup ini dalam waktu.

Pada Tahun 1432 H. lalu, berapa banyak kekurangan dan kelemahan diri kita. Baik itu dalam ibadah maupun dalam prestasi masa depan. Tahun 1433 Hijriyah ini, apa yang harus dicapai demi meminimalisir kelemahan dan kekurangan itu. Demi menghilangkan kekurangan itu. Usaha apa yang dilakukan, dan seberapa besar konsistensi untuk merubah itu semua. Yang terakhir, dengan cara apa mempertahankan prestasi dan keberhasilan yang sudah kita raih selama ini.

Selanjutnya, motivasi untuk konsisten dalam berprestasi, baik dalam pendidikan dan pekerjaan. Tidak mundur dengan keadaan dan tetap berniat untuk sampai tujuan walau apapun yang akan terjadi. Menarik apa yang dituliskan Parlindungan Marpaung dalam bukunya Setengah Isi Setengah Kosong. Pada halaman 96 ia menceritakan tentang Julius Cesar, seorang pemimpin perang yang terkenal. Pada suatu masa, ketika mereka hendak menyerang sebuah daerah melalui jalan laut. Setibanya di tempat tujuan pada malam hari, pada saat anak buahnya sedang sibuk menyimpan kapal yang mereka kendarai agar tidak kelihatan musuh, ketika itu pula Cesar menyuruh anak buahnya agar membakar semua kapal yang mereka kendarai. Sambil terheran, para anak buahnya membakar semua kapal itu sesuai dengan perintah Cesar.

Apa maksud Cesar pada saat itu..?, tidak lain hanyalah agar anak buahnya tidak memikirkan pulang sebelum perang usai, agar semua anak buahnya maksimal bertarung. Sebab mau tidak mau, mereka harus merebut daerah itu karena kenderaan untuk pulang sudah tidak ada lagi. Dan agar semua prajuritnya tidak bermental menyerah. Dalam perjuangan itu harus maksimal sampai titik darah yang terakhir.

Begitu juga motivasi untuk maksimal dalam berkarya, bekerja dan berpendidikan. Jadikan penghalang itu menjadi cambuk untuk bisa berhasil. Jangan mau menyerah di tengah jalan. Dan tetap konsisten, apapun hasilnya, ketika perjuangan sudah maksimal, maka itulah nilai yang terbaik. Awal tahun 1433 Hijriyah ini harus menjadi salah satu motivasi untuk menjadi lebih baik dalam segala hal. Terlebih dalam beribadah. Dalam bersyukur dan dalam meyakini kekuasaan Allah sebagai sang maha pemberi takdir kehidupan manusia.

Menarik juga apa yang dituliskan DR. Akram Rida dalam buku Making Choice. Menurutnya, dalam hidup, manusia harus berani mengambil sikap yang terbaik, meski waktu tidak mendukung dan kesempatan tidak mendukung. Hal ini ia jelaskan melalui cerita Khalid bin Walid ketika secara tiba-tiba ditunjuk oleh rakyatnya menjadi panglima perang yang baru setelah panglima perang sebelumnya telah gugur di medan perang. Mau tidak mau, dengan sepenuh keyakinan, Khalid bin Walid menemui permintaan itu. Beranjak dari keyakinan dan pertolongan itu, akhirnya ia sukses menjadi seorang pemimpin perang terbukti, sampai saat ini dalam kancah sejarah, ia terkenal sebagai panglima perang yang handal dan strategis.

Begitu juga dalam menjalani kehidupan ini. Ada kalanya, semangat baru itu akan timbul manakala sesuatu yang kita harapkan itu ada pada saat itu, bisa juga karena ada tujuan yang memang sangat diinginkan. Dan adakalanya juga motivasi itu hadir ketika merasa bahwa hidup ini harus menjadi lebih baik di moment tahun baru ini. Merenungi waktu yang telah lewat tidak akan lagi kembali, maka, jangan sia-siakan waktu depan yang juga akan kita alami.

Kegagalan dan kesalahan di tahun kemarin, harus menjadi cambuk menjadikan hari depan lebih baik lagi. Jangan sampai ada kepesimisan dalam hidup, dalam beribadah, dalam berkarir dan dalam belajar. Hidup bagai roda yang berputar akan menjadi analisis filosofi yang cukup ampuh untuk bersemangat kembali meraih hidup yang lebih baik lagi.

Semoga di tahun baru Hijriyah 1433 ini kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi, baik di hadapan sesama manusia terlebih di hadapan Allah.***

(Penulis adalah Dosen Fak, Syariah IAIN SU, Sekr. Eksekutif Lembaga Baca Tulis eLBeTe)
Sumber: http://www.analisadaily.com/news/read/2011/12/02/24289/urgensi_tahun_baru_1433_hijriyah_bagi_pemuda/#.TthonmP3XIs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar